MATA PENCAHARIAN DI NAGARA
Di
setiap daerah
pasti mempunyai ciri khas tersendiri, termasuk
dalam hal mata pencaharian masyarakatnya.
NAGARA adalah sebuah daerah di kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Daerah ini terdiri dari tiga
kecamatan, yaitu kecamatan Daha Selatan
kecamatan Daha Utara dan kecamatan Daha
Barat. Terletak di kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kandangan)
Kalimantan Selatan (Banjarmasin) . INDONESIA .
Geografis Daerah ini
merupakan dataran rendah yang terhampar pada
saat musim kemarau, dan bagaikan Danau
Raksasa apabila musim Hujan tiba, karena
digenangi air setinggi satu meter lebih.
Luas
wilayahnya adalah 1260 Km2 atau kurang lebih
126.000 Hektar. Dari kota Banjarmasin dapat
ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Daerah ini
juga dilintasi sungai bercabang tiga yang
bertemu dua muara dan satu ujung sungainya
terletak dipusatnya kota Nagara.
Karena daerahnya yang kebanyakan rawa-rawa dan
sungai. Maka daerah ini pastinya memanfaatkan
potensi rawa dan sungai tersebut sebagai tempat
untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Jangan
heran apabila masyarakatnya kebanyakan nelayan
yaitu mencari ikan dan bertambak ikan. Nah, di
sini saya akan memaparkan sedikit tentang mata
pencaharian di Nagara.
1. Nelayan dan
Bertambak Ikan
Tambak Ikan Di daerah Negara
kebanyakan masyarakatnya adalah nelayan.
Biasanya ikan tawar yang dicari itu bermacam-
macam mulai dari ikan sepat, sepat siam, haruan
(gabus), papayu, tauman, udang galah, patin,
baung, kalabam, lampam, dan sebagainya. Karena
ikan melimpah di daerah ini ketika musim air pasang ( di musim pengujan ), ikan ini biasanya diawetkan dengan
dijemur menjadi ikan kering atau diasinkan
menjadi "Iwak Wadi" ( Ikan yang di awetkan menggunakan garan ). Iwak wadi inilah sisa air
garamnya diolah menjadi uyah wadi yang menjadi
teman makan pancuk(rujak). Sedangkan ikan
kering ini biasanya digoreng, dan menggunakan
( pencahar rasa 《 air yang di kasih garan , asam jawa , vetsin , cabe rawit , belimbing wuluh》 ) "cacapan belimbing tunjuk" sebagai pelengkapnya
dan gangan waluh( sayur labu kuning ) Nagara sebagai kuahnya.
Sungguh nikmat sekali bukan??? hehehe... Kalau
mau ikan kering sebagai oleh-oleh datanglah ke
desa Muning. Di sana terdapat central ikan
kering, mulai sepat, haruan, sepat siam, papuyu,
atau tauman dan sebagainya. Ikan sepat kering
ini rasanya yang tidak terlalu asin namun gurih
dan sangat renyah. Kalau ikan kering haruan
atau tauman biasanya disebut garih. Garih ini
biasanya dimasak dengan santan atau biasa
disebut garih batanak. Kalau mau lebis simple lagi
di masak asam manis. Dijamin rasanya enak dan
gurih. Tambak ikan di sungai nagara biasanya
ikan yang dipelihara adalah ikan patin dan ikan
nila. Masyarakat nagara memanfaatkan
sungai yang ada di belakang rumahnya. Biasanya
masyarakat yang membuka usaha tambak ikan ini
adalah yang rumah tinggalnya berada di pinggir
sungai. Agar mempermudah memelihara dan
mengawasi ikan peliharaannya. Masalah pakan
ikan biasanya menggunakan ikan-ikan kecil dan
keong-keong liar karena mudah dicari. Namun,
lama-kelamaaan akibatnya keong-keong tersebut
kini hampir punah. Bahkan keong hitam pun sudah
tak ada lagi terlihat.
2. Pandai Besi
Sekarang
kita berpindah ke desa Tumbukan Banyu, Sungai
Pinang dan Habirau. Daerah ini terkenal dengan
Pandai besinya. Kerajinan yang mereka buat
adalah parang atau pisau, mandau (pedang khas
Kalimantan), pahat untuk menurih (pahat untuk
menyadap pohon karet), dll. Hasil kerajinan ini
dikirim ke berbagai daerah di kalimantan, bahkan
sampai ke luar negeri lhooo... hehe.. Hal ini
karena para pengrajin ini mengutama kualitas.
Pandai Besi yang sedang membuat Pahat
3. Kerajinan Gerabah
Ayooo kita jalan-jalan
sebentar ke Desa Bayanan. Desa ini dijuluki
kampung Padapuran. Why? karena desa ini
warganya rata-rata adalah pengrajin gerabah.
Hasil produksi andalannya adalah dapur alat
masak dari gerabah dengan menggunakan kayu
sebagai bahan bakarnya. Selain itu, hasil
kerajinan gerabahnya bukan hanya dapur saja
sobat, tetapi ada aneka kerajinan lain seperti
celengan, guci, dan miniatur. Celengan biasanya
berbentuk buah-buahan dan boneka. Kalau
celengan boneka biasanya berbentuk tokoh
animasi di film kartu misalnya Hello Kitty,
SpongeBob dan Patrick. Lucu-lucu bukan? Ini
juga menjadi oleh-oleh cindera mata bagi sobat-
sobat yang berkunjung ke Nagara. Selain
celengan dan miniatur ada juga yang disebut
panai. Panai biasanya digunakan untuk membuat
kue. Kue yang dibuat biasanya roti Kentang
(lapis legit kentang khas Banjar), roti manis,
paranggi (mirip cupcake tapi pakai gula merah
dan santan), Bingka, dll. Panai tersebut
digunakan sebagi tutup untuk memanggang kue.
Panai tersebut dipanaskan terlebih dahulu di atas
dapur yang menyala. Lalu tutupkan di atas
kuenya. Jika menggunakan panai ini, maka aroma
khas kue itu lebih terasa beda dengan kue lain,
yaitu lebih harum. Hasil kerajinan gerabah ini
terkenal di mana-mana. Dari zaman dahulu nenek
moyang kita dan sampai sekarang kerajinan ini
dikirim ke daerah lain, khususnya di Wilayah
Kalimantan. Karena kualitas dapur Nagara yang
kuat dan bertahan lama inilah menjadikan produk
ini menjadi terkenal. Kerajinan dapur dahulu
sempat tidak ada peminatnya karena banyak yang
menggunakan kompor. Namun, ketika harga
bahan bakar mahal. Banyak masyarakat yang
berpindah lagi menggunakan dapur. Selain hemat,
menggunakan dapur ini masakan menjadi lebih
nikmat dan aromanya lebih terasa. Dapur, dan
panai Pengrajin sedang membuat celengan
celengan buah-buahan dan patung hewan
miniatur rumah Banjar dari Gerabah
4. Pengrajin Perhiasan
Ayyoo mari singgah sebentar di
kampung tempat tinggalku Habirau Tengah dan
Parigi. Di dua desa ini terkenal dengan hasil
kerajinan perhiasannya, maka disebut dengan
kampung pa'amasan. Kerajinan perhiasan ini
biasanya menggunakan emas, perak, dan
tembaga. Ayah saya yang juga pengrajin emas.
Beliau biasanya mendapat orderan dari pedangang
emas yaitu berupa gelang, kalung, cincin, dan
anting. Hasil karya ayah saya selain dijual di
pasar Nagara , tetapi juga dibawa ke daerah lain
misalnya Kandangan, Barabai, Banjarmasin, dan
daerah lain di Kalimantan Tengah. Dalam bekerja
sebagai pengrajin emas yang diperlukan adalah
keuletan dan kejujuran, agar pelanggan tetap
setia mengorder. Dua hal tersebut adalah hal
yang bisa mengatasi masalah persaingan usaha
yang sangat ketat di Nagara ini. Kualitas juga
nomor satu. Menjadi pengrajin emas tidaklah
mudah, banyak modal yang diperlukan yaitu
berupa mesin, pon
(alat pencetak) , tukul (palu), berbagai macam
cetakan, bubutan, kikir dll.
5.Jasa Kelotok
Anak-anak yang sekolah naik kelotok
Perkembangan zaman yang semakin maju, kelotok
juga menjadi alat transportasi yang penting bagi
masyarakat Nagara. Walaupun berkurang
peminatnya karena banyak yang menggunakan
kendaraan sepeda motor. Pengguna jasa kelotok
ini biasanya adalah anak-anak yang sekolah.
Harganya yang murah membuat anak-anak ini
bisa berangkat sekolah menggunakan kelotok.
Selain itu, kelotok juga
digunakan sebagai sarana penghubung antara
kampung yang berseberangan, antara warga Daha
Barat dengan warga Daha Selatan dan Daha
Utara. Kelotok ini juga berfungsi untuk
mengantarkan para pegawai dan barang-barang
ke pelosok-pelosok yang ada di daerah Nagara.
Selain itu, kelotok ini juga berfungsi sebagai alat
transportasi wisata bagi yang berkunjung ke
daerah ini untuk sekedar memancing ikan, dan
melihat pemandangan hamparan laut rawa- rawa
Nagara yang dari kejauhan terlihat pegunungan
yang indah. Oleh karena itu masih ada yang
bekerja sebagai pengemudi kelotok di Sungai
Negara ini.
6. Pengrajin Lukah
Lukah adalah alat tangkap ikan yang terbuat dari batang bambu yang sudah di olah kecil-kecil dan di bentuk seperti roket , tinggi Lukah tersebut kira2 1,5meter dan pengerajin lukah hanya ada terdapat di desa baruh jaya dan desa balah paikat.
Editor : Ahmad Nurdin
Sumber : Thamrin Nastain
Inilah mesjid jami' Iberahim Nagara yang terletak di persimpangan tiga sungai Nagara.